MOKI, LANGSA - Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Langsa mensinyalir ada kelompok tertentu yang mempolitisir pernyataan Yayasan Permata Aceh Peduli (YPAP).
Jadi kita menduga ada muatan politis dibalik kasus tersebut” Demikian ungkap, Ketua Umum HMI Cabang Langsa, Muhammad Jailani, usai bertemu Walikota Usman Abdullah, di pendopo Walikota. Sumber dilansir chapnews.id. Kamis, (16/7/2020)
Menurutnya, kasus tersebut di goreng-goreng oleh kelompok tertentu yang ingin merusak citra Pemerintah Kota Langsa.
“banyaknya PSK dari ibu rumah tangga akibat himpitan ekonomi jelas tundingan yang kami nilai sangat tendensius” ungkap Jailani.
Selanjutnya dari data yang dirilis Dinas Kesehatan Kota Langsa dimana menyebutkan jumlah penderita HIV AIDS di Kota Langsa hanya 2 kasus.
Jadi bila kita bandingkan dengan data yang ditampilkan sangat berbeda. Untuk itu HMI menghimbau semua pihak agar tidak menyampaikan informasi yang membuat masyarakat resah. Ujar Jailani.
Selanjutnya, perlu kita ketahui bersama bahwa penularan HIV/AID bukan hanya dari pergaulan seks bebas saja, namun dapat menular dari jarum suntik dan pertukaran cairan tubuh.
Selanjutnya, penyebutan ibu rumah tangga (telah bersuami) disebabkan faktor ekonomi sehingga menjadi PSK, ini bentuk fitnah yang keji karena tidak ada pembuktian.
“Seorang ibu rumah tangga jelas dalam penguasaan dan pengawasan suaminya, jadi tidak mungkin menjadi PSK”, jelasnya.
Disisi lain, Kota Langsa sudah banyak hal produktif yang bisa dilakukan baik dalam hal ekonomi maupun sosial, sehingga tidak mungkin karena faktor ekonomi.
Kemudian, penegakan syaria’t di Kota Langsa juga sangat baik, terbukti Kota Langsa sebagai salah satu daerah terbaik di Aceh dalam penerapan syariat islam.
“Kita mengajak mari sikapi ini dengan hati dan pikiran yang jernih” imbuhnya.(RH).
Pembaca : {[['
']]}
Tidak ada komentar:
Write komentar