Pengrajin Batik Beddy Sumenep Bangkit Kembali Setelah 6 Tahun Fakum
Kabar-Investigasi.com, SUMENEP - Puluhan pengarajin batik Beddey, di Desa Pakandangan Barat, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, kembali membatik setelah mendapat perhatian khusus dan pemberdayaan dari Pemerintah Kota Keris.
Diketahui, kurang lebih 6 tahun, para pengrajin batik Beddey, di Desa Pakandanga Barat, tidak membatik karena kurang dorongan dari Pemerintah Kabupaten Sumenep, sehingga hal itu menyebabkan perekonomian menurun. Bahkan membuat para pengrajin batik Beddey, putus asa, karena UMKM yang mereka kelola selama bertahun-tahun sudah tidak ada perkembangan sama sekali.
Dengan kejadian itu, membuat para pengrajin batik Beddey, nekat untuk merantau keluar negeri (Malaysia) untuk menghidupi kebutuhan keluarganya karena usaha batik sudah tidak menjanjikan lagi.
Namun, dengan adanya program pemberdayaan oleh Bupati Sumenep, Achmad Fauzi, yang mengandeng Owner Batik Canteng Koneng, Didik Haryanto, batik Beddey di Desa Pakandangan Barat, sudah kembali normal bahkan perekonomian meningkat.
"Kalau sekarang sudah bisa membatik lagi, Alhamduillah saya tidak kembali ke Malaysia, terimakasih Bapak Bupati dan Pak Didik, sudah membatu kami untuk kembali membatik," ucap salah satu pengrajin batik Baddey, Siti Aini, pada Selasa, 28 Februari 2023.
"Kalau tidak membatik lagi, mungkin saya bakal berangkat lagi ke Malaysia, maka dari itu tolong jangan sampai seperti tahun yang lalu (Fakum, red), karena dengan usaha ini saya bisa memenuhi kebutuhan hidup tanpa harus jauh-jauh lagi bekerja," sambungnya.
Menurutnya, dengan adanya program dari Bupati Sumenep, para pengrajin batik merasa bersyukur karena pekerjaan warisan leluhur yang sudah lama ditinggalkan, kini sudah bisa dikembangkan lagi.
"Alhamdulillah, adanya program dari Bupati, kami tidak diperbudak melainkan kami sangat dibantu. Terimakasih Pak Bupati dan Didik," ungkapnya.
"Kami harap program membatik ini harus tetap berjalan terus selamanya demi mensejahterakan para pembatik Beddey, karen jika macet, maka kami susah untuk membali sembako untuk dimakan," harapnya.
"Terimakasih Pak Bupati dan Pak Didik," imbuh mantan TKW Malaysia itu.
Untuk diketahui, seperti pantauan media ini para para pengrajin batik Beddey rata-rata mereka yang usia tua, sementara bagi kaum mudanya masih sedikit. (Sr)
Posting Komentar
Terima kasih sudah memberikan komentar artikel dari kabar-investigasi.com.